Sunday, November 25, 2012

Jakarta "Selalu" Macet

Ahhhh~~
Resiko kerja di ujung Jakarta di musim hujan, pulang kehujanan, terjebak macet pula. Dan kemacetan yang saya alami Rabu lalu, 21 November, adalah salah satu yg paling mengesalkan. Bagaimana tidak, saya harus memutar jauh untuk menghindari macet total, itupun masih harus terkena macet meski tidak parah.


Pulang dari kantor, di bilangan Ancol, disertai gerimis, saya punya 3 jalur pilihan untuk pulang ke rumah di daerah Lubang Buaya:
- jalur Jl.Gunung Sahari-Salemba-Cililitan-Rumah
- jalur Musem Fatahillah-Monas-RSCM-Cililitan-Rumah
- jalur PRJ-Rawasari-Rawamangun-Klender-Rumah
Dari 3 jalur tersebut, saya akui hanya jalur ke-3 yg benar2 sedikit macetnya.

Sialnya, hari itu, saat keluar jalan raya dari kantor, jalur ke arah Gunung Sahari dan PRJ sudah rapat oleh mobil, motor dan kontainer, tidak bergerak sama sekali. Akhirnya saya pun ambil jalur ke-2, menuju Monas. Ditemani gerimis, saya melewati monas tepatnya di Jl. Medan Merdeka Selatan, melewati kantornya Pak Jokowi dan Pak Boediono.
Namun, saat berbelok ke Stasiun Gambir, kondisi jalan benar2 mengenaskan, antrian panjang tak bergerak. Motor2 yang jago nyelip pun pasrah tidak bisa masuk dan hanya bertumpuk. Saya pun istirahat sebentar dan sempat bertanya ke seorang warga, katanya, sempat ada bentrokan pendemo dengan aparat di depan Kedubes AS, diduga pendemo memblokir jalan di sekitar wilayah TUgu Tani. Saya yang sebelumnya tidak membaca berita pun hanya mengangguk2 saja.


Sekitar setengah jam tak bergerak, saya pun memutuskan memutar balik Revo saya, melewati Stasiun Gambir ke Jl.Medan Medeka Utara. Ternyata, jalan ke arah Lapangan Banteng pun tak bergerak, untungnya ke arah Jl.Medan Merdeka Utara lancar. Saya ambil jalur Tanah Abang, terus tembus ke Jl.S.Parman, Jl.Gatot Subroto, Jl. MT.Haryono hingga sampai rumah. Meski sempat terjebak macet juga, tapi tidak separah di Gambir tadi.

Sesampainya di rumah, saya mendengar kabar bahwa jalur Salemba sempat banjir karena pada saat itu hujan sangat deras. Saya cukup beruntung karena selama perjalanan saya hanya ditemani gerimis saja dan saya pun berinisiatif memutar, tidak menunggu di Gambir hingga waktu yg tidak jelas. Tapi, jika tiap hari macet sperti itu, fiuhhh, stress juga rasanya.

Sampai kapan Jakarta akan seperti ini???

No comments:

Post a Comment